Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah, menyatakan, Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 belum tentu hanya di ikuti oleh Calon incumbent Presiden Joko Widodo atau Jokowi dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
“Belum tentu juga, sebab kalau kita lihat survei-surveinya justru ada gejala juga bahwa publik mencari alternatif,” kata Fahri Hamzah, Jakarta, Sabtu, (13/1/18).
Menurutnya, sudah saatnya mulai dengan kontestasi ide. “Incumbent jelaskan apa yang sudah dia kerjakan, dan kita mulai buka perdebatannya dari awal. Saya menganggap seharusnya kan perdebatannya lebih lama, harusnya awal 2018 itu sudah ada kontestasi ide. maka saya menganggap bahwa kritik orang kepada Jokowi itu harus dijawab sebagai petahana,” paparnya.
Fahri menambahkan, masyarakat tidak tahu soal pajak, tenaga kerja, mengentaskan kemiskinan, memberantas korupsi, memberantas terorisme, memberantas narkoba, masalah tambah banyak tapi menganggap sukses. “Korupsi tambah banyak dibilang sukses ,teroris tambah banyak dibilang sukses, narkoba tambah merajalela sukseskan. Sakit kita jadinya, padahal ini kan harus sudah ada rakyat itu untuk mendapatkan solusi yang kelihatan hasilnya korupsinya hilang teroris hilang narkoba,” tuturnya.
Dia mengatakan, kemiskinan punya harapan hidup yang lebih baik terlibat dalam pasar tenaga kerja yang lebih kompetitif dan lebih tinggi dan seterusnya. “Tapi ini nggak ada dan tiba-tiba kita harus tetap bilang ini sukses padahal karena gak ada alternatif-alternatif ini yang harus dibuka,” sesalnya.
Fahri menghimbau kampus-kampus di daerah-daerah mulai undang to calon-calon suruh debat di daerah. “Apa sikap Capres itu bagi Maluku Utara Apa, sikap capres itu bagi Bali, apa sikap capres bagi NTT bagi Papua. Bagaimana mau menyelesaikan masalah Papua, apa janji mereka kepada rakyat Aceh. Semua buka dong, masa ini ditutup-tutup nanti kita bengong saja melihat dia 5 tahun nggak jelas,” pungkasnya.
