Jakarta,PONTAS.ID – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melaporkan, penyerapan anggaran institusi pada semester I 2019 masih tergolong rendah, yakni sebesar 26,18 persen.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan, pencapaian tersebut masih berada di bawah rata-rata penyerapan anggaran kementerian/lembaga secara nasional yang sekitar 40 persen.
“Ini sesuai dengan yang dilaporkan bu Menteri Keuangan (Sri Mulyani Indrawati), Kementerian PUPR berada di bawah rata-rata nasional. Nasional kalau keuangan secara rata-rata sekitar 40 persen,” ujar dia di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Selasa (9/7/2019).
Menurut catatan Kementerian PUPR per 8 Juli 2019, realisasi penyerapan keuangan untuk Tahun Anggaran 2019 baru mencapai Rp 30,84 triliun dari total pagu anggaran yang sebesar Rp 117,817 triliun. Begitu juga dengan realisasi fisik, yang sebesar 27,36 persen.
Adapun penyerapan terbesar dilakukan oleh Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian PUPR, yakni 43,65 persen atau sekitar Rp 174,158 miliar dari total alokasi pagu Rp 398,969 miliar.
Sementara penyerapan terendah dicatat oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya, yakni hanya 10,86 persen atau Rp 2,515 triliun dari total alokasi pagu yang sebesar Rp 23,163 triliun.
Lebih lanjut, Menteri Basuki mengutarakan, rendahnya tingkat penyerapan anggaran Kementerian PUPR pada 6 bulan pertama tahun ini disebabkan oleh berbagai faktor. Mulai dari rotasi pejabat di tubuh kementerian hingga penghentian pengerjaan proyek pada saat hari raya besar seperti Lebaran Idul Fitri kemarin.
“Kami bukan mau beralasan. Tapi karena ada reorganisasi, ada pemilu, ada hari raya yang harus berhenti bekerja. Mudah-mudahan dengan evaluasi sekarang ini, diagnosisnya kan 92,75 persen. Kalau diagnosisnya nasional, akhir tahun 95 persen. Saya kira Insya Allah masih oke,” tuturnya.
Penulis: hartono
Editor: idul HM