Chicago, PONTAS.ID – Produk furnitur luar ruangan berbahan kayu jati dari Indonesia menghasilkan transaksi potensial sebesar 1 juta dolar AS. Selain itu, produk tersebut juga mendapatkan trial order senilai 324,48 ribu dolar AS dari tujuh importir Amerika Serikat.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Chicago, Billy Anugrah mengatakan bahwa encapaian ini diraih melalui pameran Casual Market 2018 yang berlangsung pada 25-28 September 2018 di Merchandise Mart, Chicago, Amerika Serikat.
“Pangsa pasar furnitur luar ruangan di AS tumbuh pesat sebanyak 6 persen per tahun. Melalui pameran ini diharapkan penetrasi produk tersebut ke AS akan semakin meningkat,” kata Billy dalam siaran pers Kementerian Perdagangan (Kemendag), Rabu (10/10/2018).
Casual Market merupakan pameran furnitur luar ruangan terbesar di dunia yang dihadiri sebanyak 90 perusahaan dan 250 ekshibitor dari berbagai negara. Partisipasi Indonesia merupakan hasil kerja sama ITPC Chicago dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Chicago dengan dua perusahaan eksportir Indonesia yaitu PT Evoline Furniture Industry dan PT Indoexim International.
PT Evoline merupakan salah satu produsen furnitur ternama di Indonesia dengan spesialisasi pada furnitur berbahan kayu jati premium berkualitas tinggi. Perusahaan ini telah mengekspor produk-produknya ke berbagai negara, terutama Uni Eropa dan Kanada.
Sedangkan PT Indoexim adalah salah satu produsen furnitur terbesar di Indonesia dengan rekam jejak yang sangat baik. Perusahaan ini telah mengekspor ke lebih dari 102 negara di lima benua dan telah memenangkan Primaniyarta Award dari Kemendag sebanyak empat kali.
Casual Market merupakan pameran tahunan yang telah berlangsung selama lebih dari empat dekade. Tahun ini merupakan tahun ke-6 bagi Indonesia dalam keikutsertaannya pada pameran tersebut. Sementara itu, bagi PT Evoline merupakan tahun ke-3, dan bagi PT Indoexim adalah yang pertama kalinya.
Bertemakan ‘Indonesian Furniture; Sustainability, Craftsmanship, Quality’, Paviliun Indonesia mendapatkan respons yang positif dan ramai dikunjungi oleh hampir 100 buyer potensial yang merupakan penjual grosir dan pengecer.
“Produk furnitur berbahan kayu jati sangat diminati pasar AS. Selama pameran, sebagian besar penjual grosir atau pengecer AS melakukan kerja sama dengan para produsen dan perajin furnitur di Indonesia, khususnya yang berbahan kayu jati,” imbuh Billy.
Selain itu, lanjut Billy, terdapat tiga perusahaan Indonesia yang mempunyai kantor perwakilan di AS juga turut mengikuti pameran secara mandiri. “Pameran ini merupakan upaya kami dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke AS,” ujarnya.
Hingga bulan Juni 2018, nilai ekspor produk furnitur Indonesia ke AS tercatat sebesar 480 juta dolar AS. Nilai ini naik 13,67 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2017. Sedangkan pada tahun 2017, nilai ekspor produk furnitur Indonesia ke AS senilai 735 juta dolar AS atau naik 6,16 persen dibandingkan tahun 2016.
Furnitur merupakan salah satu produk ekspor unggulan Indonesia. Saat ini, furnitur merupakan produk ekspor terbesar ke-9 dari Indonesia ke AS. Sedangkan Indonesia merupakan eksportir produk furnitur terbesar ke-11 ke pasar AS dengan pangsa pasar sebesar 1,17 persen pada tahun 2017.
Berdasarkan data INATRADE Kemendag, pasar Amerika Utara merupakan pasar terbesar untuk produk furnitur. Pada tahun 2017, AS mengimpor produk furnitur sebesar 62,7 miliar dolar AS. Dari nilai tersebut, sebesar 54 persen atau sekitar 33,8 miliar dolar AS merupakan pasar produk furnitur berbahan dasar kayu.
“Sejak tahun lalu, pangsa pasar furnitur tumbuh secara signifikan yaitu sebesar 3,8 persen per tahun. Berdasarkan perkiraan bisnis dari berbagai lembaga survei pasar seperti FactMR dan Bloomberg, pasar furnitur diperkirakan akan terus tumbuh sebesar 5-6 persen setiap tahunnya hingga 2025,” pungkas Billy.
Editor: Risman Septian