Polri Diminta Buang Budaya Koruptif

Jokow, JK dan Kapolri Tito Hadiri HUT Bhayangkara ke-72 di Istora Senayan (ist)

Jakarta, PONTAS.ID – Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan lima instruksi untuk meningkatkan kinerja Polri. Salah satunya, Jokowi meminta anggota Polri menjauhi budaya koruptif.

“Buang budaya koruptif, hindari tindakan yang berlebihan dan tingkatkan kepercayaan publik,” ujar Jokowi saat menjadi inspektur upacara HUT ke-72 Bhayangkara di Istora Senayan, Rabu (11/7/2018).

Jokowi berpesan kepada anggota Polri tetap mengedepankan langkah humanis. Begitu juga meningkatkan komunikasi dan koordinasi dengan TNI.

“Kedepankan langkah pencegahan dan humanis dalam menangani persoalan sosial. Tingkatkan komunikasi, koordinasi dengan TNI dan semua elemen bngsa dan masyarakat dalam menjalankan tugas,” paparnya.

Pesan berikutnya adalah Polri diminta meningkatkan soliditas internal di lembaga.

“Mantabkan soliditas internal dan profesional Polri untuk menumbuhkan dan perkokoh semangat kebersamaan menghadapi tantangan kompleks. Lakukan perbaikan kelemahan yang ada, terutama penegakan hukum harus transparan,” kata Jokowi.

Jokowi juga menjelaskan, tugas besar menanti Polri dalam waktu dekat ini karena Indonesia menyambut Asian Games, Pertemuan IMF-World Bank hingga Pemilu 2019. Oleh sebab itu, keamanan harus semakin ditingkatkan.

“Tugas besar rangkaian Pileg dan Pilpres semakin dekat, pengamanan natal dan tahun baru, agenda internasional seperti Asian Games ke-18 dan Asian Para Games dan pertemuan tahunan IMF-Bank Dunia perlu langkah antisipatif, perencanaan detail dan matang agar potensi kerawanan bisa dicegah,” urainya.

Lanjutkan Reformasi Internal Polri

Sementara itu, Ketua DPR Bambang Soesatyo menyampaikan pesan kepada Polri, khususnya Kapolri Jenderal Tito Karnavian, pada HUT ke-72 Bhayangkara. Pria akrab disapa Bamsoet meminta agenda reformasi internal Polri terus dilanjutkan Tito.

“Pengabdian berkesinambungan oleh Polri dalam menjaga keutuhan NKRI serta mewujudkan keamanan dan ketertiban umum telah mendapatkan apresiasi yang tinggi dari berbagai elemen masyarakat,” kata Bamsoet kepada wartawan, Rabu (11/7/2018).

“Kendati Polri sendiri masih harus melakukan sejumlah perbaikan pada lingkup internal, cinta dan simpati masyarakat kepada Polri sudah terlihat nyata, dan patut dijadikan pijakan untuk melanjutkan reformasi internal,” imbuhnya.

Bamsoet memerinci capaian Polri di bawah komando Tito. Densus 88 Antiteror Polri, kata Bamsoet, konsisten memerangi sel-sel teroris di dalam negeri dan terus mengantisipasi ancaman dari para WNI simpatisan ISIS yang kembali dari Irak serta Suriah.

“Ketika beberapa elemen masyarakat coba merongrong NKRI dan Pancasila, Polri merespons semua rongrongan itu dengan langkah dan tindakan yang terukur,” sebut Bamsoet.

Politikus Golkar itu mengatakan sudah menjadi pengetahuan publik bahwa Polri gencar memerangi sindikat narkoba. Tak hanya itu, dia menyebut, Polri juga peduli pada persoalan bahan kebutuhan pokok masyarakat dengan membentuk Satgas Pangan, yang dianggapnya terbukti berhasil memperkecil ruang gerak spekulan di pasar kebutuhan pokok.

Lebih dari itu, Bamsoet melanjutkan, Polri pun dengan cepat beradaptasi dengan perkembangan zaman sehingga mampu memberikan respons yang tepat pada kejahatan siber hingga penyebarluasan hoax atau berita bohong. Hal di atas, kata Bamsoet, merupakan gambaran kinerja yang bisa diwujudkan Polri di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Tito Karnavian.

“Jenderal Tito berhasil meyakinkan seluruh elemen masyarakat bahwa Polri adalah alat negara yang siap mengayomi, melindungi, dan melayani masyarakat,” tegas Bamsoet.

Dia mengatakan kepercayaan dan simpati masyarakat kepada Polri terus meningkat. Masyarakat selalu berharap dan mendorong Polri untuk menindak individu atau kelompok orang yang nyata-nyata bertindak mengganggu keamanan dan ketertiban umum. Masyarakat juga memberi dukungan solid ketika prajurit Polri menindak kelompok-kelompok yang ingin merongrong Pancasila dan mengganggu keutuhan NKRI.

Sebaliknya, kata Bamsoet, masyarakat sudah mau terang-terangan mengekspresikan simpati dan dukacita ketika prajurit Polri menjadi korban akibat serangan pelaku tindak kriminal maupun serangan terduga teroris. Sedangkan di dunia maya, para warganet juga tak segan-segan memberikan semangat dukungan kepada Polri.

“Kendati kurva cinta dan simpati publik kepada Polri terus membaik, pekerjaan Jenderal Tito belum selesai. Publik mencatat bahwa masih ada oknum prajurit Polri berperilaku menyimpang,” lanjut mantan Ketua Komisi Hukum (Komisi III) DPR itu.

“Untuk melanjutkan reformasi di tubuh institusi Polri, Jenderal Tito pasti tahu apa saja yang harus dilakukan. Cinta dan simpati publik kepada Polri yang telah tumbuh hendaknya menjadi momentum bagi Polri untuk melanjutkan reformasi internal. Dirgahayu, Polri,” pungkasnya.

Previous articleUlama dan Umara Diminta Jaga Ukhuwuh Bangsa
Next articleCurhat Sama Menko Luhut, TGB: yang Salah Apa Bang?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here