Jakarta, PONTAS.ID – Nama Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, ketika masih duduk sebagai Wakil Ketua Komisi III DPR disebut mantan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin soal dugaan kasus korupsi. Atas ucapannya tersebut, Nazaruddin mengaku dirinya mengantongi bukti keterlibatan Fahri.
“Berkasnya segera saya serahkan ke KPK, waktu itu dia (Fahri Hamzah) menjabat wakil ketua komisi III,” kata Nazaruddin usai bersaksi untuk terdakwa korupsi proyek e-KTP Setya Novanto, di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (19/2/2018).
Klaim Nazaruddin, bukti yang dipegang dirinya cukup untuk menjadikan Fahri tersangka, “Insyaallah, bukti ini cukup untuk membuat Fahri jadi tersangka,” kata dia.
Namun, Nazaruddin belum mengungkap lebih jauh kasus korupsi yang melibatkan politisi PKS, tersebut, “Nanti akan saya serahkan ke KPK datanya dengan jelas, di mana saya nyerahkan uangnya, di mana dan berapa angkanya, dia menerima yang beberapa kali. Nanti saya akan sampaikan,” kata Nazaruddin.
Namun hingga saat ini Fahri belum merespons upaya konfirmasi dari wartawan baik melalui pesan singkat maupun ke ponselnya
Dari catatan yang dimiliki PONTAS.id, Yulianis, dalam sidang korupsi proyek Hambalang untuk terdakwa mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum pada 2014 silam, menyebut pernah memberikan uang senilai USD 25 ribu kepada Fahri. Namun, hal itu dibantah Fahri.
Demikian halnya dengan “nyanyian” Nazaruddin selalu berujung pada status tersangka bagi nama yang disebutnya, diantaranya mantan Ketua DPR Setya Novanto dan Anas.
Tunggu Nazaruddin
Dalam kesempatan terpisah, Wakil Ketua KPK Saut Situmorang mempersilakan Nazaruddin menyerahkan bukti yang dimiliki, “Kalau memang Nazarrudin bisa memberikan kami bukti, itu nanti kami pelajari,” kata Saut di Hotel Sultan, Jakarta, Senin (19/2/2018).
Namun Saut mengingatkan, KPK tidak mau berasumsi terlalu dini menyimpulkan, “Jadi ada prosesnya. Jadi disebut itu juga tidak serta merta (terbukti),” ujarnya.
Saut pun mengajak semua pihak tidak langsung berprasangka buruk terhadap Fahri imbas dari klaim Nazaruddin. “Tidak boleh suudzon terhadap orang,” kata Saut.
Editor: Hendrik JS
