Jakarta, PONTAS.ID – Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf Amin sekaligus Sekjen PSI Raja Juli Antoni menyebut koalisi Prabowo yang diberi nama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur ketinggalan zaman atau disebut Jadul mendapat respon langsung dari parpol pengusung Prabowo-Sandi.
Politikus Gerindra Habiburokhman justru menyerang balik Raja Juli Antoni.
“Kalau saya khawatir justru cara berpikir Raja Juli yang jadul. Mengabaikan prinsip keadilan dan kemakmuran itu salah satu ciri rezim despotik sebelum reformasi,” ujar Ketua DPP Gerindra Habiburokhman kepada wartawan, Rabu (19/9/2018).
Menurut Habiburokhman, nama koalisi Prabowo-Sandi mencerminkan kebutuhan masyarakat saat ini. Masyarakat diklaim Habiburokhman butuh keadilan dan kemakmuran.
“Pengalaman saya ketemu masyarakat tiap hari dua isu tersebut adalah perhatian utama kaum milenial saat ini,” kata dia.
“Mereka resah dengan situasi saat ini di mana sulit mencari pekerjaan sehingga belum merasakan keadilan ekonomi,” imbuh Habiburokhman.
Raja Juli disebut Habiburokhman mesti banyak belajar.
“Jadi Raja Juli mesti belajar bahwa kalau bicara milenial jangan hanya soal sneakers, jins, jaket atau gaya hidup saja, tapi yang substantif seperti lapangan pekerjaan atau bagaimana mereka bisa berdaya secara ekonomi,” sindir Habiburokhman.
Sementara itu Wasekjen PAN Saleh Daulay Partonan justru mempertanyakan maksud dari yang disampaikan anak buah dari Grace Natalie ini.
“Yang modern itu seperti apa?” kata Saleh heran.
Saleh mengatakan istilah adil dan makmur sejalan dengan tujuan berbangsa dan bernegara Indonesia. Justru, ‘Koalisi Indonesia Adil Makmur’ merupakan nama yang modern.
“Jadi karena itu tidak ada istilah jadul bagi kata adil dan makmur. Justru ketika kita bisa meraih kemakmuran dan keadilan itu lah yang modern, yang progresif, berkemajuan. Jadi itu sangat sangat tidak tepat mengatakan itu jadul,” tuturnya.
Selain itu, kata Saleh, nama ‘Koalisi Indonesia Adil Makmur’ sudah sesuai dengan konstitusi dan falsafah politik. Nama itu juga sesuai dengan harapan dan cita-cita masyarakat.
“Sesuai dengan harapan orang tua dan orang muda, emak-emak dan bapak-bapak itu sama, milenial juga. Itu sama harapan itu,” kata Saleh.
PSI sebelum meledek nama Koalisi Indonesia Adil dan Makmur milik kubu Prabowo Subianto. Nama koalisi tersebut dinilai ketinggalan zaman.
Toni tidak yakin sebutan Koalisi Indonesia Adil dan Makmur hear catching bagi kaum milenial. Ia mempertanyakan maksud pemberian nama koalisi Prabowo.
“Nama koalisi Prabowo-Sandi, Koalisi Adil dan Makmur, sangat zaman dulu (zaman dulu). Terdengar seperti zaman penataran 4P pada masa orde baru,” kata Raja Juli Antoni.