BUMN Jago Kandang, Erick Thohir: Kita Jual!

Menteri BUMN, Erick Thohir saat berbicara di hadapan para pengusaha HIPMI dalam acara Digital Technopreneur Fest dan Technopreneur Campus Forbis 2021, Jumat (19/11/2021)

Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan akan menjual BUMN yang tidak mampu bersaing di pasar global alias jago kandang. Tak hanya yang jago kandang, BUMN dengan pendapatan Rp.50 miliar ke bawah juga akan dilego ke swasta.

Penegasan ini disampaikan Erick Thohir di hadapan para pengusaha yang tergabung di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) dalam acara Digital Technopreneur Fest dan Technopreneur Campus Forbis 2021, Jumat (19/11/2021).

“BUMN yang revenue (pendapatan) nya Rp.50 miliar ke bawah, ya tidak usah BUMN, itu swasta aja, kita jual. BUMN harus mainannya lokomotif besar yang harus bisa bersaing dengan pasar global,” kata Erick Thohir dalam acara

Menurut Erick, selain bisa bersaing di pasar global, BUMN juga harus bisa mengintervensi pasar ketika keseimbangan ekonomi tidak terjadi. Untuk mendukung hal tersebut, pemerintah menurutnya juga telah memberikan berbagai fasilitas.

“Bapak presiden sudah memberikan semua fasilitas yang ada. Menteri-menteri terkait saya yakin visinya sama. Visinya apa? kita tidak mau negara kita hanya jadi market,” ujarnya.

Erick menambahkan, kalaupun Indonesia terbuka terhadap asing, jangan sampai keberadaan mereka hanya menguntungkan negaranya.

“Indonesia juga harus mendapatkan manfaat dari kehadiran mereka. “Kalaupun kita terbuka dengan asing, harus memastikan pertumbuhannya di Indonesia, bukan di negara mereka,” tegas Erick.

Saling Menguntungkan
Sehari sebelumnya, Erick juga mengungkapkan pihaknya saat ini terbuka untuk berkolaborasi dengan swasta di tengah kondisi seperti sekarang.

“Tetapi kerja samanya harus saling menguntungkan,” ujar Erick seusai pengukuhan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jabar, di Bandung, kemarin.

Erick menjelaskan, jangan sampai di dalam BUMN ada oknum yang korupsi, dan di swasta pun ada pengusaha nakal yang tipu-tipu

Jadi kerja sama yang terjalin mesti menguntungkan kedua belah pihak. Karena Indonesia harus menjaga market. “Pertumbuhannya harus untuk bangsa kita. Kita tidak anti asing, tapi keberpihakan itu penting,” beber dia.

Salah satu yang dikembangkan Jabar adalah Subang. Saat di Dubai, ia berbicara dengan Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan membicarakan tentang aerocity yang menjadi investasi baru

“Kita juga sudah bicara soal Subang Industrial Estate. Seperti yang di Batang sangat sukses, 400 hektare sudah habis diinvestasi, kita pelan-pelanlah,” beber dia.

Penulis: Pahala Simanjuntak
Editor: Yos Casa Nova F

Previous articleLagi, 2 Perusahaan asal DKI Jakarta Raih Penghargaan Paramakarya
Next articleBamsoet Dukung Re-Branding Asia Cargo Airlines

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here