Optimis Masuk Parlemen, Ini Janji PSI untuk Anak Muda

Ketua Umum PSI, Grace Natalie bersama Raja Juli Antoni, Tsamara Amani saat pengambilan nomor urut parpol di KPU RI /Foto:PONTAS.id

Bandung, PONTAS.ID – Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Grace Natalie kembali mengingatkan pentingnya akal sehat dalam berpolitik. Hal ini diperlukan untuk menjaga masa depan anak muda tidak menjadi korban dan suram.

Hal ini diungkapkan Grace Natalie saat menyampaikan pidato awal tahun bertajuk “Politik Akal Sehat, Politik Kaum Muda”. Untuk itu, sejumlah langkah telah disiapkan partainya memperjuangkan masa depan anak-anak muda.

“Pertama, meringankan pajak bagi kaum muda. Partai ini akan memperjuangkan penghapusan pajak penghasilan bagi para pekerja awal karier dan keluarga muda yang berpenghasilan di bawah Rp15 juta,” kata Grace Natalie saat menyampaikan pidatonya pada Festival 11 di Kota Bandung, Jumat (11/1/2019) malam.

Langkah lain yang ditawarkan PSI, kata Grace, ialah memperjuangkan internet gratis bagi pelajar, meningkatkan kemampuan anak muda dengan memperjuangkan anggaran beasiswa dalam bidang industri kreatif.

Selain itu, mendorong pengakuan atas profesi baru, seperti Youtuber dan Influencer, dan mendorong pembangunan satu gedung kesenian, olahraga, dan bioskop di setiap kabupaten dan kota madya.

Pada acara ini Grace juga mengatakan politik di Tanah Air saat ini dikotori oleh hoaks dan SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan) yang disebabkan oleh para politikus yang menyebarkan kebohongan.

“Ada gejala politik yang sangat mengkhawatirkan. Fenomena munculnya politik yang didirikan di atas panggung kepalsuan dan kebohongan dengan narasi fitnah dan prasangka,” katanya.

Partai Alternatif
Sebelumnya, sebelum mengakhiri tahun 2018, Grace juga menyampaikan partainya optimis menutup tahun 2018 dengan keyakinan akan menjadi partai alternatif pada Pemilu 2019.

“Tahun 2018 adalah tahun yang menggembirakan bagi PSI. Awal tahun ini PSI lolos verifikasi KPU dan resmi menjadi peserta pemilu. Kini rakyat Indonesia memiliki partai nasionalis alternatif untuk dipilih pada pemilu 2019 nanti,” ujar Grace dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu.

Dia mengatakan 2018 juga menjadi tahun menggembirakan bagi PSI. Sebagai partai anak muda, kata dia, para aktivis dan Caleg PSI telah memperkaya wacana publik, menghiasi pemberitaan media cetak, online dan TV.

“Dengan tulus kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan media yang secara objektif dan profesional memberitakan PSI,” ujarnya.

Mantan presenter televisi swasta itu mengatakan dua pidatonya sebagai Ketua Umum PSI di #Festival11 mengenai sikap menolak Perda Injil dan Syariah, serta larangan poligami bagi kader PSI, telah memantik diskusi yang hangat.

Pidato itu, menurutnya, tidak hanya menjadi berita tapi juga menjadi artikel akademik popular di berbagai media.

“Saya senang karena dunia politik kita selama ini kering akan wacana publik dan kami telah menginisiasi perdebatan publik yang hangat,” kata Grace.

Grace menyampaikan banyak yang mengkhawatirkan dua pidatonya akan menggerus popularitas PSI. Namun dia menegaskan politik PSI adalah politik nilai dan politik ideologis.

Dia menekankan politik tidak mesti selalu dikaitkan dengan keuntungan elektoral, tapi sejauh mana partai konsisten dan tekun memperjuangkan nilai yang menjadi alasan kenapa partai didirikan.

“Akhirnya 2018 kami tutup dengan optimisme. Berkat kerja politik ‘door to door canvassing’, mendatangi rumah-rumah warga seperti yang disarankan oleh capres kami, Joko Widodo, elektabilitas PSI terus membaik. Semua lembaga survei per Desember memperlihatkan itu,” jelasnya.

Grace optimistis saat ini pemilih PSI sudah berada dalam kisaran ambang batas parlemen empat persen. Dia meyakini dengan kerja keras dan ikhlas, PSI tidak hanya akan melenggang ke DPR, tapi juga menjadi partai menengah yang akan menentukan pendulum politik di tanah air.

“Kepada para pemilih yang masih ragu bahwa suara kalian akan sia-sia, mubazir, dan terbuang karena embusan isu PSI tidak akan lolos ambang batas parlemen, saya tegaskan suara kalian akan sangat bermanfaat untuk memastikan kehadiran sebuah partai di DPR yang akan memperjuangkan Indonesia tanpa diskriminasi dan Indonesia tanpa korupsi,” kata Grace. (Kontri)

Editor: Hendrik JS

Previous articleMenangkan Jokowi-Ma’ruf Amin, JAMAN Papua Gelar Konsolidasi
Next articleStrategi Kemenpar untuk Selat Sunda Bangkit

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here