PPP Minta Kemendikbud Modifikasi Pelajaran PMP

Ilustrasi PMP

Jakarta, PONTAS.ID – Kemendikbud berencana menghidupkan kembali pelajaran pendidikan moral Pancasila (PMP). Fraksi PPP DPR RI setuju dengan usul Kemendikbud tersebut.

“Rencana Kemendikbud menghidupkan kembali mata pelajaran PMP di bangku sekolah pada prinsipnya semangat dan substansinya kita dukung,” kata Wakil Sekretaris F-PPP Achmad Baidowi dalam keterangan tertulis, Rabu (28/11/2018).

Namun demikian, pria yang akrab disapa Awiek itu meminta harus dilakukan modifikasi terhadap mata pelajaran tersebut. Metode pembelajaran juga harus disesuaikan.

“(Tapi) penerapan PMP di mata pelajaran harus ada modifikasi sehingga sesuai dengan perkembangan zaman. Jika PMP masih diajarkan seperti era Orba (Orde Baru), yang ada hanyalah terjadi doktrinasi ‘buta’ yang seolah-olah menutup diri,” tuturnya.

Awiek tak mau metode pembelajaran PMP nantinya masih sama dengan pada era Orde Baru, yang hanya berupa doktrin. Padahal Pancasila harus dimaknai tanpa mengubah jati diri.

“Pancasila itu pemaknaannya harus selalu hidup tanpa mengubah jati diri asalnya. Harus diakui bahwa penerapan Pancasila secara doktriner Orba menimbulkan trauma bagi yang pernah mengalaminya,” kata Awiek.

Anggota Komisi II itu pun berharap, ke depan, pemaknaan Pancasila dibuat lebih menarik. Pemaknaan Pancasila dibuat menjadi ramah generasi milenial.

“Karena itu, pemaknaan Pancasila harus dibikin lebih menarik bagi generasi milinial yang akrab dengan medsos. Penanaman ideologi pancasila dikemas secara sederhana tapi bisa mengena kepada peserta didik,” ujarnya.

Panggil Kemendikbud

Sebelumya, Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) meminta Komisi X DPR, yang bermitra kerja segera memanggil Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).

“Mendorong Komisi X DPR memanggil Kemendikbud untuk membahas program dan kurikulum yang baku agar ada kepastian, sehingga mata pelajaran PMP yang dulunya merupakan mata pelajaran wajib kemudian ditiadakan dan saat ini akan dikembalikan lagi,” kata pria akrab disapa Bamsoet dalam keterangan tertulis, Rabu (28/11/2018).

Bamsoet pun mendorong Kemendikbud melakukan inovasi metode pembelajaran PMP. Ia berharap PMP bukan sekadar hafalan, tapi juga mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Mendorong Kemendikbud untuk melakukan inovasi metode cara penyampaian pelajaran PMP sesuai dengan kemajuan teknologi saat ini, seperti dengan menggunakan metode interaktif,” ujar politikus Golkar itu.

“Sehingga mata pelajaran PMP tidak hanya dihafal, tetapi dipahami secara mendalam guna diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, namun tetap memiliki rasa cinta Tanah Air dan tidak menghilangkan jati diri sebagai warga negara Indonesia,” imbuh Bamsoet.

Sebelumnya, Kemendikbud berencana mengembalikan mata pelajaran PMP. Mata pelajaran zaman Orde Baru itu dianggap penting untuk penguatan nilai Pancasila pada anak didik.

“PMP akan kita kembalikan lagi karena ini banyak yang harus dihidupkan kembali, bahwa Pancasila ini luar biasa buat bangsa kita. Itu mungkin yang akan kita lakukan,” kata Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan Supriano seusai upacara peringatan Hari Guru di gedung Kemendikbud, Jakarta Pusat, Senin (26/11/2018).

Editor: Luki Herdian

Previous articleDPR Minta Pemerintah Antisipasi Kemacetan Natal dan Tahun Baru
Next articlePrabowo Tak Instruksikan Kader Gerindra Ikut Reuni 212

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here