Polri Didesak Usut Tewasnya Tahanan Narkoba di Aceh

Jakarta, PONTAS.ID – Anggota Komisi III (Bidang Hukum dan HAM) DPR RI M. Nasir Djamil mendesak Polri mengusut dan menyelidiki insiden tewasnya tahanan narkoba di Mapolsek Bendahara, Aceh Tamiang. Sebab kejadian itu menyebabkan warga setempat mengamuk, kemudian menyerbu dan membakar Mapolsek Bendahara pada Selasa (23/10) kemarin.

“Saya mendesak Polri mengusut tewasnya tahanan narkoba di Mapolsek Bendahara, Aceh Tamiang, serta menindak pihak yang terlibat dalam kematian tersebut,” kata Nasir Djamil, Kamis (25/10/2018).

Nasir menyambut baik langkah Kapolda Aceh Irjen Rio S. Djambak yang lekas mencopot Kapolsek Bendahara, Ipda Iwan Wahyudi akibat kejadian itu.

Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) asal Aceh itu, jika dalam penyelidikan ditemukan adanya kekerasan fisik yang dilakukan oleh anggota polsek saat melakukan proses penegakan hukum, dia menyarankan pimpinan Polri supaya tidak segan memecat pelaku dan menjeratnya.

Sebab menuru Nasir, seharusnya seorang tersangka ditahan di kantor polisi justru harus dilindungi bukan malah disiksa. Meskipun tahanan itu pelaku kejahatan, polisi tetap harus melindunginya.

“Apa pun alasannya, menyiksa tahanan, apalagi sampai meninggal dunia, jelas pelanggaran hukum dan HAM,” ujar anggota DPR itu.

Oleh karena itu, Nasir meminta kasus itu diusut hingga tuntas sehingga tidak berulang pada masa mendatang.

Nasir juga mengusulkan kepada pimpinan Komisi III DPR RI supaya melakukan kunjungan khusus ke Aceh Tamiang, guna melihat dan mendengar langsung fakta peristiwa itu.

“Komisi III juga akan mengunjungi mapolsek yang dibakar dan akan mendengar langsung bagaimana peristiwa seperi itu bisa terjadi. Kenapa masyarakat marah? Tentu ini ada sesuatu yang mereka tidak bisa terima,” ujar Nasir Djamil.

Peristiwa bermula ketika Polsek Bendahara menangkap seorang pengedar narkotika jenis Sabu berinisial AY (31) di kawasan Gampong Tanjung Kramat, Kecamatan Banda Mulia, Aceh Tamiang pada Selasa (23/10) dini hari.

Saat dalam perjalanan ke kantor polisi, AY dengan kondisi tangan terborgol tiba-tiba mencekik leher anggota polisi yang tengah menyetir di tengah perjalanan hingga akhirnya mobil menabrak trotoar.

Setelah cekikan terlepas, lanjutnya, AY sempat berupaya melarikan diri, Namun, upaya itu gagal setelah AY disergap oleh anggota polisi lainnya.

Setibanya di Mapolsek Bendahara, kata Misbahul, AY mengaku merasa pusing kemudian tidak sadarkan diri setelah diberi makan.

AY langsung dilarikan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Bendahara untuk mendapatkan penanganan medis yang kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Umum (RSU) Aceh Tamiang.

AY meninggal dunia setelah tiba di RSU Aceh Tamiang.

Jasad tersangka selanjutnya diantar ke rumah duka. Namun, kemudian masyarakat beramai-ramai mendatangi Mapolsek untuk mempertanyakan kematian tersangka. Massa mendadak mengamuk di lokasi dan mulai melakukan pelemparan gedung Mapolsek. Massa akhirnya membakar gedung utama Mapolsek, Musala dan tempat parkir. Satu unit mobil patroli dan sepeda motor juga ikut dibakar massa.

Previous articleDPR-Kemenpora Setuju Lapangan Tembak Senayan Dipindah
Next articleTampil Beda, Kantor Teater Menjaja Kata dan Gerak

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here