Menpar Launching Pilot Project Pengembangan Kewirausahaan di Danau Toba

Humbang Hasundutan, PONTAS.ID – Pengembangan kawasan Danau Toba sebagai satu dari 10 destinasi prioritas yang ditetapkan pemerintah untuk menjadi kawasan unggulan pariwisata tanah air terus dilakukan. Mulai dari penataan destinasi, infrastruktur, serta yang tidak kalah penting adalah pengembangan dan peningkatan keahlian Sumber Daya Manusia (SDM).

Hal ini penting karena peningkatan keahlian SDM tidak hanya ditujukan untuk mengisi lapangan kerja pada dunia industri, tapi juga menumbuhkan wirausaha yang memang dibutuhkan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, khususnya sektor pariwisata di Danau Toba.

Inilah yang menjadi dasar diluncurkannya Pilot Project Pengembangan Kewirausahaan di Sektor Pariwisata (Homestay dan Tour Guide) di Kabupaten Humbang Hasundutan, kawasan Danau Toba, Sumatra Utara, yang diinisiasi oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian dan didukung sejumlah kementerian/lembaga terkait, salah satunya Kementerian Pariwisata.

Melalui program ini nantinya Danau Toba diharapkan menjadi percontohan destinasi wisata kelas dunia, yang memaksimalkan peran masyarakat, khususnya dalam menopang industri kepariwisataan dengan berwirausaha.

Menteri Pariwiasata (Menpar), Arief Yahya dalam peluncuran Pilot Project Pengembangan Kewirausahaan di Sektor Pariwisata (Homestay dan Tour Guide) di Bukit Desa Tipang, Kabupaten Humbang Hasundutan, mengatakan bahwa kabupaten itu sengaja dipilih sebagai lokasi Pilot Project, selain dikarenakan berlokasi di Danau Toba yang merupakan salah satu dari 10 Destinasi Wisata Prioritas Nasional, juga mempunyai potensi pariwisata yang besar.

Potensi itu antara lain Danau Toba yang dijuluki ‘Monaco of Asia’, juga Geopark Kaldera Toba yang saat ini dalam proses mendapatkan penghargaan dari UNESCO dalam Bidang Geologi, Biologi, dan Kebudayaan.

“Kawasan ini sangat indah, dan Presiden telah menetapkan 10 destinasi prioritas atau yang juga disebut sebagai 10 Bali Baru. Dari 10 destinasi itu empat destinasi yang menjadi super prioritas, yaitu Labuan Bajo, Mandalika, Borobudur dan Danau Toba sebagai yang utama,” kata Arief dalam siaran pers Kemenpar, Jumat (21/9/2018).

Dia pun menjelaskan, keunikan dari Pilot Project ini adalah menggunakan pendekatan yang komprehensif dan terkoordinasi. Terintegrasi artinya pengembangan kewirausahaan Homestay dan Tourist Guide tidak hanya melatih SDM untuk dapat menjadi wirausaha, namun juga menyiapkan berbagai sarana pendukung, seperti pembangunan homestay, listrik air bersih, instalasi listrik, dan menumbuhkembangkan budaya lokal seperti sejarah budaya, seni musik dan tari, juga kuliner lokal.

“Terkoordinasi artinya, bukan hanya melibatkan Kementerian Pariwisata saja, namun juga kementerian terkait lainnya, agar pembangunan pariwisata dapat terintegrasi dan tidak parsial,” ujar Arief.

Menurut dia, ada delapan kementerian/lembaga terkait yang terlibat dalam pilot project ini. Kemenpar misalnya, akan melakukan peranannya dengan melaksanakan berbagai kegiatan antara lain bimbingan teknis pengelolaan homestay, gerakan sadar wisata, dan pengembangan pemasaran pariwisata sesuai standar ASEAN.

“Serta penyusunan standar kurikulum pelatihan hospitality homestay,” tuturnya.

Kemenpar juga akan menyusun masterplan infrastruktur dan penyusunan standar keamanan dan keselamatan homestay. Selanjutnya adalah peranan dari Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) yang akan melakukan tugasnya antara lain bimbingan teknis pengembangan desa wisata juga pelatihan pengelolaan BUMDes dan anggaran untuk pembangunan infrastruktur di desa.

Kemudian Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) yang akan melakukan pembuatan konten promosi homestay, serta Kementerian Koperasi dan UKM yang antara lain melakukan pelatihan kewirausahaan melalui gerakan kewirausahaan nasional (GKN) serta pelatihan dan uji kompetensi melalui SKKNI Bidang Pariwisata.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, berwirausaha tentunya akan membutuhkan modal. Untuk itu Kemenko Perekonomian akan melakukan dukungan pembiayaan untuk pengusaha homestay dan tourist guide dengan skema khusus Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk sektor pariwisata melalui bank-bank penyalur, yaitu Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri.

“Kelemahan UKM atau startup adalah akses terhadap modal, maka dari itu pemerintah akan turun langsung di bawah komando Kemenko Perekonomiam untuk memberikan modal langsung pada UKM disini. Jadi diberikan homestay, dilatih orangnya dan diberikan modal. Sementara untuk KUR kita harapkan bisa terjadi pada bulan September ini sudah muncul KUR Pariwisata dan saya berjanji saya akan implementasikan di Humbahas ini,” kata dia.

Kementerian Pemuda dan Olahraga dijelaskan Arief akan memberikan bantuan modal bagi wirausaha muda pemula, secara khusus akan ada pendanaam pembinaan usaha perintisan atau start-up dari Kemenpora.

Selanjutnya Kemendes-PDTT juga akan memberikan bantuan permodalan bagi BUMDes. Menpar di kesempatan itu menjelaskan, salah satu community based tourism yang bagus saat di Sanur, Bali. Dimana tiap desa memiliki BUMDes dan sangat kuat.

“Silahkan Pemkab Humbahas (Humbang Hasundatan) melakukan benchmark. Biasakan untuk outward looking melihat bagaimana orang melakukannya agar kita tidak terkungkung diri sendiri. Kemenpar siap memfasilitasi,” ujar Arief.

Arief menjelaskan, keberhasilan wirausaha Homestay dan Tourist Guide juga harus didukung dengan infrastruktur memadai. Karena itu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi akan menyediakan antara lain pembangunan Homestay dan Gazebo Desa Wisata serta Penerangan Jalan Umum yang bisa menggunakan dana desa.

Selanjutnya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat akan menyediakan antara lain Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya dan Program Integrated Tourism Master Plan terkait infrasturktur dasar.

Kementerian Komunikasi dan Informasi selanjutnya juga akan menyiapkan, antara lain, intermediasi dengan provider telekomunikasi dan membantu intermediasi pelaku start-up pariwisata.

Keberhasilan Homestay dan Tourist Guide, lanjut Menpar, juga tidak terlepas dari upaya menumbuhkembangkan budaya lokal. Kementerian Pariwisata akan kembali memainkan perannya dengan pengembangan pemasaran partisipasi daerah, pembuatan buku story telling serta pengadaan buku saku pedoman wisata kuliner.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, antara lain melakukan Program Indonesiana; Seniman Mengajar Budaya Lokal; Penyiapan Buku Story Telling.

Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) juga akan melaksanakan Bimbingan Teknis Pengembangan Brand Ekonomi Kreatif serta Pengembangan Pemasaran Produk Kreatif Berbasiskan Online.

Kata Arief, launching ini hanya awal dari sinergi program antar kementerian/lembaga dan Kabupaten Humbang Hasundutan. Paska Launching ini diharapkan kegiatan yang telah disinergikan harus terlaksana.

“Untuk itu, kita bersama-sama untuk terus memonitor dan mengevaluasi pilot project ini agar dapat terwujud pariwisata di Kabupaten Humbang Hasundutan menjadi destinasi wisata berkelas internasional,” ujar Arief.

Dia pun menekankan agar kesempatan yang didapat ini dimanfaatkan dengam sebaik-baiknya oleh masyarakat untuk dapat berwirausaha di sektor pariwisata, khususnya homestay dan tour guide.

“Kesempatan ini belum tentu datang untuk kedua kalinya, maka apa yang diharapkan adalah kekompakan, apa yang baik untuk Danau Toba tentu akan baik juga untuk masyarakat yang ada disini,” tukas Arief.

Editor: Risman Septian

Previous articleTaufik Legowo Jika Kalah dan Tidak Jadi Wagub DKI
Next articleInternational Islamic Expo, BNI Syariah Siapkan Grandprize Paket Umroh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here