Jakarta, PONTAS.ID – Untuk pertama kalinya, art exhibition yang mengangkat seni kertas dan juga printmaking sekaligus, diselenggarakan di Indonesia bertajuk International Printmaking and Paper Art Show (IPPAS) 2018, bertempat di Function Hall Level 2 Plaza Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat (Jakpus).
Ketua Panitia IPPAS 2018, Satyaki Mochtan mengungkapkan bahwa acara yang mengangkat tema ‘Art in Everyday Life : Everyday Aesthetic & Urban Culture’ ini akan berlangsung dari Senin (17/9/2018) hingga Minggu (23/9/2018). Acara pameran ini dibuka untuk umum, tanpa dikenai biaya masuk alias gratis.
“Acara ini adalah acara seni grafis dan paper art, dimana seni grafis itu adalah merupakan bagian dari seni murni di Indonesia. Saya melihat seni grafis ini memiliki bobot kekuatan, tapi masih banyak yang belum mengerti,” kata Satyaki kepada PONTAS.ID usai membuka IPPAS 2018, di Plaza Indonesia, Senin (17/9/2018).
Satyaki mengatakan, bahwa untuk menggelar acara IPPAS ini prosesnya tidak mudah, bahkan bisa dibilang sangat sulit, karena banyak kendala yang merintangi. Dan yang menjadi salah satu kendala tersebut yakni kurangnya antusiasme dari para seniman grafis Indonesia untuk ikut serta ambil bagian dalam IPPAS 2018 tersebut.
“Masalahnya kita bermain sendiri-sendiri. Beda dengan negara lain, seperti Filipina, Singapura, mereka sudah bersatu membuat asosiasi. Tapi kita enggak. Nah dengan acara ini saya berupaya mewadahi, kita berkumpul semua seni grafis Indonesia dan dunia,” ujarnya.
Kemudian kendala lainnya, yakni belum adanya dukungan dari pihak pemerintah ataupun pihak terkait lainnya. Oleh karena itu, ungkap Satyaki, pameran ini sempat tertunda pelaksanaannya dari tahun 2017 yang lalu. Dengan sejumlah upaya, baru tahun akhirnya bisa terlaksana.
“Alhamdulillah pada hari ini terlaksana. Ini tahun kedua saya jadi panitia. Jadi membuat acara ini tidak mudah. Tidak ada dukungan dari pihak lain. Banyak yang masih wait and see. Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) juga sudah berupaya dikontak, tapi kayanya belum waktunya. Semoga dalam 1 minggu ini mereka mampir melihat,” harap dia.
Hal yang berbeda dirasakan Satyaki dari negara-negara lain. Dimana katanya justru negara lain sangat mendukung terselenggaranya IPPAS di Indonesia. Tercatat ada 11 negara yang katanya ikut serta mendukung dengan mengumpulkan karya-karya seniman mereka, untuk ditampilkan dalam event IPPAS 2018 di Indonesia ini.
“Ada 11 negara lho, seperti Amerika, Jepang, Prancis, Polandia, Australia, Malaysia. Bukan main lho. Jadi idenya itu ayo bersama, inilah seni grafis Indonesia, inilah paper art Indonesia, kita buat revolusi baru, mengangkat kita juga sama-sama dengan negara lain,” tuturnya.
Ketika ditanyakan perihal harapannya kedepan, Satyaki mengatakan bahwa dirinya sangat ingin gelaran IPPAS ini berkelanjutan di Indonesia. Sehingga karya-karya seni grafis di Indonesia bisa terkenal ke seluruh mancanegara, yang efeknya bisa meningkatkan citra positif Tanah Air di mata dunia.
“Saya berharap kedepan ini berkelanjutan, IPPAS terus mengangkat seni grafis Indonesia. Saya melihat potensi seni grafis seperti ini sangatlah banyak di Indonesia ini. Tapi yang disayangkan ya itu tadi, mereka hanya menjadi pemain sendiri-sendiri,” jelas dia.
Hal senada juga disampaikan Seniman Grafis asal Yogyakarta, Reno Megy Setiawan. Dimana dia juga mengaku sangat berharap, supaya para seniman grafis lainnya di Indonesia bisa gabung bersama menampilkan atau memamerkan hasil karya mereka kepada dunia internasional.
“Ini memang sangat bagus untuk para seniman grafis khususnya, untuk menyatukan erat, lalu silaturahmi antar seniman Indonesia. Harapan kedepan seni grafis harus tetap ada wadahnya yang tepat, terus tetap ada event seperti IPPAS ini, biar lebih menggeliat lagi seni grafis dan juga seniman-senimannya di Indonesia,” ucap Reno.
Untuk diketahui, acara pameran ini diikuti oleh puluhan seniman dari 11 negara, seperti Prof. Setiawan Sabana (master seni grafis dan kertas dari ITB), Juhari Said (seniman grafis senior dari Malaysia), Mujirun (engraver yang membuat gambar seni cetak engraving pada mata uang RI), hingga Lisa Miles dari USA.
Event ini juga melibatkan Rotua Magdalena, dosen sekaligus seniman sebagai kurator. Pada acara ini, selain menikmati karya seni dari para pegiat seni kelas dunia, pengunjung juga dapat berpartisipasi pada beberapa acara workshop dan artist talk yang jadwalnya dapat ditilik pada akun Instagram resmi IPPAS @ippas2018.
Editor: Risman Septian