Jakarta, PONTAS.ID – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta pada Senin (9/7/2018) kemarin menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Kabupaten Blitar, guna memenuhi kebutuhan telur warga Jakarta.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan secara langsung oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Bupati Blitar, Rijanto bertempat di Balai Kota, Jakarta Pusat, dengan disaksikan oleh Direktur PT Food Station, Arief Nasrudin sebagai pihak yang akan mengelola nantinya.
Dalam kesempatan tersebut, Anies menyatakan harapannya supaya dengan adanya penandatanganan MoU tersebut kebutuhan telur di ibu kota dapat terpenuhi, mengingat telur menjadi salah satu konsumsi pangan utama warga Jakarta.
“Kita punya kebutuhan agak banyak. Makanya, kita pastikan supply agar warga tidak terhambat. Kita harap MoU ini tak jadi sleeping MoU, tapi active MoU. Di Jakarta konsumsi tinggi, penting sekali pasokan terjamin. Karena terganggu sedikit, harga naik,” kata Anies.
Anies lantas berharap produksi telur di Kabupaten Blitar dapat mengalami peningkatan dari segi pengelolaan. Pasalnya menurut Direktur PT Food Station, Arief Nasrudin dalam satu hari Jakarta membutuhkan 289 ton telur.
Sementara itu, Bupati Blitar, Rijanto mengungkapkan bahwa telur hingga saat ini memang masih menjadi salah satu sektor unggulan di daerah Blitar. Oleh karena itu, dia berharap kerjasama yang telah disepakati dapat segera ditindaklanjuti.
“Pada 2017 populasi ayam petelur di kabupaten Blitar tercatat mencapai 15.170.000 ekor dengan produksi kurang lebih 450 ton per hari. Dengan adanya MoU ini, Insya Allah nanti ada kerjasama lain, tidak hanya telor, telor sudah dimulai dan kita harapkan,” katanya.
Potensi lain yang dimiliki Blitar yang bisa dimanfaatkan DKI Jakarta adalah susu. Dalam sehari, Blitar bisa memproduksi 120 ton susu. Rijanto mengatakan bahwa kemungkinan kedepannya akan ada lagi MoU dengan DKI terkait supply susu.
Potensi komoditi Blitar yang luar biasa itu, tegas Rijanto, diharapkan bisa membawa kemakmuran bagi masyarakat Blitar secara umum. Dia pun berani menjajaki kerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta agar komoditas tersebut tidak diatur oleh pasar gelap.
“Potensi yang lain masih ada, termasuk susu, per hari untuk saat ini 120 ton. Ini potensi yang luar biasa. Tentunya kalau kita tidak pandai-pandai kerjasama dengan daerah lain, potensi ini tidak akan bisa membawa kemakmuran rakyat,” ujar Rijanto.
Ditempat yang sama, Arief membenarkan bahwa kedepan ada kemungkinan kerjasama pangan lainnya berupa susu dan daging sapi dengan Blitar. Untuk susu, saat ini pun sudah ada kerjasama dengan Koperasi Putera Blitar kurang lebih 100 ribu pack setiap bulan
“Saat ini baru telur. Ke depan mungkin ada susu. Telur itu identik sama ayam sebenarnya, ada ayamnya, ada susu, daging sapi. Potensinya banyak sekali, kemungkinan teman kita Dharma Jaya juga bisa berpartisipasi,” tukas Arief.
Editor:Â Risman Septian



























