Sasar Segmen Premium, Lazada Hadirkan Hero Brands

Achmad Alkatiri, Chief Marketing Officer (CMO) Lazada Indonesia

Jakarta, PONTAS.ID – Tahun 2014 lalu Lazada memperkenalkan konsep Shop-in-shop kepada para brand, yang memungkinkan mereka bisa memiliki “toko online” sendiri di dalam platform Lazada, dan juga menawarkan jasa Lazada Marketing Solution (LMS) untuk membantu brand memaksimalkan penjualan onlinenya.

Saat ini, LMS tengah meluncurkan program terbaru bernama Hero Brands. Melalui kolaborasi bersama brand, agency, dan para entrepreneur muda program ini bertujuan untuk memposisikan brand sebagai pilihan belanja premium bagi para konsumen Lazada melalui exposure lebih tinggi di halaman depan Lazada, media sosial, dan Customer Relationship Management (CRM). Sehingga diharapkan melalui program ini page view (PV), net merchandise value (NMV), dan item yang terjual dari brand meningkat secara signifikan melebihi non Hero Brands.

Achmad Alkatiri, Chief Marketing Officer (CMO) Lazada Indonesia mengatakan bahwa menghubungkan brand, agency, dan para entrepreneur muda dalam program Hero Brands ini, merupakan salah satu inisiatif Lazada yang diharapkan dapat melibatkan sebanyak mungkin stakeholder ekonomi digital untuk berkolaborasi bersama dan saling menguntungkan.

“Diharapkan ekosistem ini dapat turut berkontribusi dalam perekonomian digital Indonesia. Ini sejalan dengan komitmen Lazada untuk mendukung pemerintah Indonesia mewujudkan target ekonomi digital Indonesia sebesar USD130 miliar pada tahun 2020 mendatang,” kaya Achmad Alkatiri selaku Chief Marketing Officer (CMO) Lazada Indonesia dalam rilis yang diterima PONTAS.id, Jakarta, Senin, (4/6/18).

Seperti diketahui, platform digital kini menjadi salah satu kanal retail pilihan untuk meningkatkan hasil penjualan karena dapat menawarkan kemudahan akses dan fleksibilitas bagi konsumen. Meskipun prosentase retail online baru mencapai 2,4% dari total pasar retail, namun potensinya sangat menjanjikan, dimana pada tahun 2017 tercatat kenaikannya mencapai 1,5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun tentunya untuk mengelola platform digital ini butuh investasi yang tidak sedikit. Hal ini lah yang melatarbelakangi Lazada memperkenalkan konsep Shop-in-shop di tahun 2014 lalu.

Melalui LMS, brand tidak lagi perlu merintis toko onlinenya dari nol, brand juga dapat menyesuaikan tampilan dan pesan yang disampaikan sesuai target konsumen yang diinginkan. LMS juga dapat membantu brand mengenal dan membentuk engagement yang paling sesuai untuk masing-masing target konsumen untuk meningkatkan penjualan.

Salah satu contoh keberhasilan LMS membantu brand, adalah saat salah satu brand dari perusahaan FMCG ternama berhasil mencapai 5x lipat kenaikan penjualan produk premium baby care-nya pada saat kampanye Online Revolution 2017 dibandingkan dengan hari biasa tanpa kampanye.

Melalui Shop-in-Shop atau official store brand tersebut dan juga main page Lazada, brand dapat mengedukasi konsumen tentang produk mereka dengan lebih strategis sehingga kini mereka memiliki pelanggan setia yang rutin melakukan pembelian berkala produk premium baby care baik di situs Lazada maupun aplikasinya. Melalui onsite placement produk tersebut mendapat rata-rata impresi 1,9 juta dengan konversi ke kunjungan sebesar 61% setiap harinya.

Previous articlePerkuat Roadmap E-Commerce, Saat Ini Telah Dibuat Tiga Pokja
Next articleGandeng EV Hive, Pos Indonesia Sulap Properti Idle Jadi Coworking Space

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here