Begini Strategi Humas Zaman Now versi Sri Mulyani

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati

Jakarta, PONTAS.ID – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya strategi komunikasi publik oleh pemerintah yang humanis untuk membangun kesadaran masyarakat dan pembentukan pendapat umum dan sikap publik.

Hal ini disampaikan Menkeu dalam sesi diskusi panel “Strategi dan Tantangan Komunikasi Publik di Era Digital” di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (16/4/2018).

Sri Mulyani mengakui, kendala komunikasi publik yang dialami oleh Kemenkeu dalam mengkomunikasikan kebijakan adalah soal menjelaskan peristilahan ekonomi dan fiskal yang bersifat teknis kepada masyarakat.

“Bagaimana mengkomunikasikan kalau kita bicara tentang hanya angka saja. Orang tidak akan tahu, bahkan kalau saya menggunakan hal-hal yang sifatnya teknis, APBN menggunakan I- Account, above the line, below the line, deficit, pajak, itu rumit. Terus akhirnya orang tidak mau lihat,” katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, diperlukan strategi yang tepat seperti memasukkan unsur human touch dan penggunaan bahasa yang sederhana dalam mengkomunikasikan kinerja Kemenkeu tersebut kepada masyarakat sehingga bisa lebih dipahami.

Selain itu, pengemasan informasi dan penyajiannya kepada publik menjadi hal yang sangat penting agar mudah diterima dan dipahami, “Kita perlu memasukkan emosi di dalam cara kita berkomunikasi kepada masyarakat,” paparnya.

Edukasi Kesadaran Masyarakat
Di era teknologi informasi yang sedemikian cepat dan mudahnya memperoleh informasi dari berbagai sumber maka masyarakat tidak selalu mengandalkan informasi dari Pemerintah saja.

Sehingga, Pemerintah kata dia, selaku pihak yang memiliki data dan informasi yang lebih reliable dan memadai seharusnya mampu mengemas informasi tersebut dalam membangun kesadaran dan mengedukasi masyarakat.

Di tengah markanya berita hoax, lanjut Sri Mulyani, masyarakat tidak lagi mendengar dan melihat dari sisi Pemerintah saja, karena merasa lebih cepat mendapatkan dari aplikasi lain seperti WhatsApp.

“Jadi, persoalannya kita punya bahan baku yang bagus, bagaimana Anda mem-present-nya? Bahwa data saja tidak cukup untuk menyampaikan kinerja yang baik. Nah, persoalan sekarang adalah waktu kita memiliki begitu banyak materi yang bagus, tapi kita gagal menyampaikannya secara efektif, tidak hanya menarik tapi efektif,“ tambahnya.

Emosi Masyarakat
Menkeu meyakini, strategi baru melalui pengemasan informasi yang tepat dan efektif yang mampu menghubungkan kehadiran peran negara dalam membantu masyarakat secara langsung.

Misalnya menggunakan suara masyarakat sendiri yang telah merasakan manfaat kebijakan pemerintah tersebut selaku pihak-pihak yang menyuarakan keberhasilan kebijakan Pemerintah tersebut.

“Kita cari siapa mereka (misalnya masyarakat yang sudah memperoleh manfaat Program Keluarga Harapan (PKH), Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, Program Bidik Misi, dan suruh mereka cerita. Jadi, angka (keberhasilan ekonomi makro) itu dibikin hidup, di-connect dengan emosi masyarakat,” pungkas Menkeu.

Editor: Hendrik JS

Previous articleUcapan Kalimat Putus yang Tak Masuk Akal Kepada Pasangan
Next articleIndustri 4.0 Merevitalisasi Sektor Manufaktur Lebih Produktif dan Inovatif

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here